Tuesday, April 15, 2025

Dukungan Jogonegaran, Pajeksan, Ngupasan


Seperti biasa, sesudah Minggu Palem, Keuskupan Agung Semarang menyelanggarakan rekoleksi untuk semua imam baik praja, SY, MSF, dan semua tarekat bahkan juga untuk para rama indekos karena studi. Untuk tahun 2025 itu diselenggarakan dari Senin hingga Selasa tanggal 14 hingga 15 April 2025. Rekoleksi diselenggarakan untuk persiapan para rama memperbarui janji imamat. Kalau rekoleksi dilakukan di rumah rekoleksi khusus, janji imamat terjadi Gereja Katedral Semarang pada Selasa sore 15 April 2025. Dalam Misa itu ada pemberkatan minyak-minyak dan para rama dipimpin uskup mengucapkan kembali janji imamat yang pernah diucapkan pada waktu tahbisan. Misa ini menjadi peristiwa khusus yang biasa diikuti oleh banyak umat. Namun demikian, untuk para rama sepuh Domus Pacis Santo Petrus semua itu sudah hanya menjadi kabar. Memang, Rm. Hartanta yang menjadi Direktur Domus ikut rekoleksi. Maklumlah, beliau relatif masih muda dengan usia 44 tahun. Meskipun demikian, para rama sepuh Domus boleh mendapatkan suasana khusus untuk Hari Pembaruan Janji Imamat. Pada Senin 14 April 2025 Bu Rini, relawan Domus, meneruskan pesan WA di HP Rm. Bambang "Mbak Rini bisa kirim foto Keybord ini organisnya tanya". Ternyata itu dari Cik Meme dari Pajeksan mengajank teman-temannya pada Selasa sore 15 April 2025 siaga datang di Domus untuk ikut merayakan Janji Imamat para rama Domus. Mereka datang sebagai kor gabungan Lingkungan Jogonegaran, Pajeksan, dan Ngupasan yang menamakan diri Kor Jogensha.

Pada Selasa 15 April 2025 suasana khusus memang sungguh terjadi di Domus Pacis Santo Petrus. Kecuali Rm. Tri Wahyono dan Rm. Supriyanto, semua rama tampil berjubah putih. Rm. Hartanta, Direktur Domus, memang biasa berjubah kalau akan tampil memimpin Misa. Tetapi semua rama sepuh sore di hari itu juga berjubah : Rm. Suntara, Rm. Jarot, Rm. Yadi, Rm. Ria, Rm. Harto, Mgr. Blasius, Rm. Suhartana, dan Rm. Bambang. Bahkan pada hari itu juga ada dua rama dari Seminari Tinggi yang juga berjubah, yaitu Rm. Cipta dan Rm. Joko Setyo. Beberapa umat yang biasa mempedulikan Domus juga ada. Bahkan rombongan umat Lingkungan Pajeksan hadir sebagai kelompok kor bersama organisnya. Domus Pacis memang mengadakan Misa khusus untuk Pembaruan Janji Imamat para rama. Misa sore itu memang sungguh khusus. Para rama dan semua umat yang hadir memulai hingga menjelang bagian bersama ikut Misa streaming yang diselenggarakan oleh Keuskupan Agung Semarang di Katedral yang dipimpin oleh Bapak Uskup Mgr. Rubiyatomo. Barulah mulai pada bagian persiapan persembahan Rm. Hartanta tampil memimpin dan Kor Pajeksan melantunkan lagu. Yang mengesankan adalah keterlibatan yang sama bersemangat baik ketika bagian streaming dan pelaksanaan langsung. Bahkan kor yang banyak menampilkan lagu-lagu berbahasa Latin sungguh menyentuh kalbu.

Sebelum Misa ditutup dengan berkat dari Mgr. Blasius, Rm. Hartanta meminta Rm. Bambang menyampaikan semacam sambutan. Selain mengucapkan kata-kata terima kasih kepada umat yang hadir, tentu juga khusus untuk umat (gabungan Jogonegaran, Pajeksan, Ngupasan), Rm. Bambang mengulang pokok yang disampaikan oleh Bapak Uskup dalam homili. Mgr. Rubi mengulang rekoleksi untuk Pembaruan Janji Imamat yang mengajak para rama Keuskupan Agung Semarang berjalan bersama umat dalam peziarahan di dunia ini. Beliau memakai ajaran Ki Hajar Dewantara untuk penghayatan imamat para rama sebagai pemimpin umat. Itu adalah ajaran "Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani" (Di depan memberi teladan, di tengah siaga berkjelan bersama umat untuk menyemangati, dan di belakang jadi pendorong menguatkan). Tetapi dalam sambutan ini Rm. Bambang berkata bahwa ajaran itu bagi para rama sepuh Domus sudah "tidak dituntut" karena sudah pensiun. Yang terjadi dengan Misa Selasa sore itu adalah umat datang di Domus "Untuk menjadi teladan datang mendukung para rama tanpa imbalan, menyertai para rama yang membuat para rama tetap bersemangat menghayati imamat, dan mendukung kebutuhan para rama". Tentu saja kata-kata Rm. Bambang bernuansa aura kelakar sehingga membuat semua tertawa. Maka layaklah kalau sesuai Misa para rama dan semua umat yang hadir mengungkapkan kegembiraannya dengan lagu Hatiku Gembira.

No comments:

Post a Comment